Baterai laptop tinggal separuh. Koneksi internet pun didapat dari laptop sebelah. Malam ini, meski seharusnya saya tidak di sini lagi, tapi kenyataan berkata lain. Ya, saya sedang menginap di asrama yang notabene seharusnya sudah saya tinggalkan.
Malam ini, setelah melepas kepergian personil e-Band 2010 yang hendak menuju Jogja, saya memutuskan untuk ikut menginap di asrama, karena jaraknya lebih dekat dibanding harus pulang ke rumah. Tak disangka, entah mengapa, listrik di asrama mati. Kini saya hanya mengandalkan penerangan senter dari ponsel, dan batere laptop yang sudah hampir tersisa sepertiganya.
Mulanya saya memberanikan diri untuk mengecek ke luar, dan untuk menyalakan saklarnya. Namun sesampainya di ruang tengah, saya urungkan niat saya itu. Dalam pikiran saya tiba-tiba banyak hal yang berkecamuk. Melirik rumah sebelah dari kaca belakang. Lampunya tidak mati. Oh, tidak, artinya hanya tempat kami saja yang mati lampu. Mengingat hanya tertinggal saya seorang diri yang masih terjaga, saya benar-benar mengurungkan niat saya untuk mengecek kondisi di depan. Karena hal yang paling saya takutkan adalah bagaimana kalau memang ada yang sengaja mematikan saklar itu, lalu dia menunggu ada seseorang yang keluar untuk mengeceknya. Ah, tidak, lagi-lagi imajinasi saya mulai berlebihan. Namun karena sudah sempat terlintas pikiran seperti itu, maka saya putuskan untuk menulis saja di blog, dengan segenap energi yang tersisa. Semoga semua itu memang hanya imajinasi saya saja. Ya, saya akan cek kondisi sekringnya besok pagi saja.
No comments:
Post a Comment
Just let me know that there is a comment here,,