Thursday 3 November 2011

Masihkah Relevan Nama PDAM?

Kalau postingan yang kemarin ditulis berdasarkan diskusi-diskusi dalam kelas, kali ini saya mencoba mengangkat obrolan singkat dengan seorang teman dalam perjalanan menuju kampus. (Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada teman saya itu, karena telah bersedia memberikan tumpangan. Maaf sering merepotkan)

Kata-kata pendahuluan saya cukupkan sekian. Langsung saja ke topik utama.

Siapa sih yang sekarang mau minum air dari PDAM? Ah, sepertinya tak ada. Saya menjawab tanpa pikir panjang. Setelah sesaat sama-sama terdiam, barulah saya paham apa maksud pertanyaannya itu. Ya, kalau memang tidak layak minum hingga orang-orang tidak mau minum dari air tersebut, mengapa namanya harus PDAM - Perusahaan Daerah Air Minum? Kenapa bukan PDAB saja misalnya - Perusahaan Daerah Air Bersih? Apa hanya karena visi perusahaan?

Hei, ternyata topik utamanya pun hanya pendek saja. Ya, baru sekedar berbagi cerita saja. Mungkin kelak ada kajian yang sungguhan mengapa namanya masih saja PDAM.

Kendaraan Berbahan Bakar Air

Kendaraan berbahan bakar air? Mungkinkah ada?

Saya hanya teringat akan diskusi-diskusi kecil yang kerap kali terjadi dalam kelas. Tentu saja tidak jauh-jauh dari permasalahan energi. Mau bagaimana lagi, memang ranah saya ada di sana. Cukup menguntungkan, karena kondisi ini membuat saya jadi lebih banyak berpikir dan peduli akan masalah energi.

Kali ini topik yang ingin saya angkat adalah mengenai bahan bakar. Pernah tercetus suatu pendapat, selama ini kita justru menggunakan tabungan energi untuk hidup. Ya, bahan bakar fosil terhitung sebagai tabungan energi. Lantas apa yang akan terjadi kalau tabungan itu habis? Padahal kita bergantung pada tabungan itu. Maka mulai bermunculanlah ide-ide untuk penggunaan sumber energi yang terbarukan.

Saya rasa jika kita memanfaatkan sumber energi terbarukan yang beragam itu tentu menuntut keberagaman jenis kendaraan juga. Kondisi ini malah menuntut ketidakefisienan tentu saja. Jadi yang pasti terpikir dalam benak adalah transformasi energi ke dalam bentuk yang lebih universal. Tentu saja listrik sebagai energi sekunder dapat menjadi jawabannya. Bagaimana tidak. Kebanyakan sumber energi primer dapat dikonversi menjadi listrik, dan listrik sendiri dapat diubah menjadi berbagai bentuk energi. Sehingga dapat disimpulkan kendaraan dengan sumber energi dari listrik dapat menjawab permasalahan kita.

Jadi bukannya tidak mungkin kita berkendara dengan bahan bakar air. Karena air pun dapat dipergunakan untuk membangkitkan energi listrik.

Wallahu alam.

Sunday 9 October 2011

Galon, Pentas Seni, dan Malioboro - Part 1

Kisah ini dapat digolongkan dalam cerita-cerita mengenaskan yang pernah ada, meski tidak ada korban terluka secara fisik. Saya sarankan untuk tidak melanjutkan membaca kisah ini jika Anda tidak siap dengan alur cerita yang tidak menyenangkan serta gaya bahasa yang tidak membuat suasana hati nyaman. Saya tidak bertanggung jawab atas perbedaan antara penuturan dalam kisah ini dengan kenyataannya karena kisah ini ditulis hanya berdasarkan apa yang saya dengar dan ketahui. Untuk kisah lebih lengkap dan nyata, Anda dapat menghubungi secara langsung para tokoh di dalamnya.

Segalanya bermula dari sebuah tugas yang diberikan kepada Icha, Yoga, Ian, Halim, Afif, dan Fathy. Mereka berenam adalah etoser (sebutan bagi penerima beastudi Etos) dari Bandung untuk angkatan 2010. Di setiap akhir tahun pertama, para penerima beastudi itu mendapat kesempatan untuk berkumpul dengan rekan-rekan satu angkatannya yang terpisah kota dan perguruan tingginya.

Beruntung. Untuk pertama kalinya pertemuan itu (dikenal sebagai TENs "Temu Etos Nasional") diselenggarakan bukan di Parung, Bogor melainkan di kota pelajar, Yogyakarta.

Dari sekian banyak tugas yang diberikan, saya hanya ingin menyoroti tugas pentas seni mereka saja. Ya, tugas yang mendorong saya menulis kisah ini. Mengharukan.

Dalam tugas ini mereka ingin menampilkan semacam pertunjukan musik dengan berbagai alat. Alhasil, gitar dan galon pun diboyong dari Asrama Ciheulang (tempat asrama putra berada) dengan penuh perjuangan tentunya. Bagaimana tidak. Karena bukan hanya perbekalan normal saja yang harus mereka bawa, tapi ada tambahan satu buah karung besar berisi kaos untuk seluruh panitia dan peserta di sana yang sangat berat hingga untuk menggesernya saja dibutuhkan tenaga yang super duper ekstra.

Singkat cerita, tibalah saat mereka harus tampil untuk pentas seni. Tapi ada masalah yang mereka hadapi di sana. Galon yang semula mereka bawa dalam keadaan kosong itu menjadi penuh terisi air di detik-detik pementasan harus dimulai. Ternyata panitia salah mengira mengenai kepemilikan galon itu. Mau bagaimana lagi, akhirnya mereka harus tampil tanpa galon, teman latihan mereka.

Seiring dengan berjalannya waktu, galon kembali kosong. Dengan sigap, galon pun segera diamankan, mencegah terjadinya kejadian serupa itu.

Di hari keempat, saya bergabung dengan mereka, menyusul seorang diri dengan Lodaya Malam.

Tak terasa, acara TENs itu selesai juga. Kami masih punya waktu setengah hari sebelum jam keberangkatan kereta pulang tiba. Setelah melewati perdebatan yang tidak cukup hebat, akhirnya diputuskan untuk pergi ke Prambanan, lalu mampir Malioboro, sebelum menuju Stasiun Tugu.

Kami lalu bergegas mengepak semua barang bawaan, tak lupa pula gitar dan galon. Karena telah lewat tengah hari dan kami belum makan berat nasi, maka kami putuskan untuk mencari tempat untuk makan siang dulu sebelum menuju shelter TransJogja. Alhasil kami menemukan tempat yang memaksa kami lebih selektif dalam pemilihan menu mengingat isi kantong yang tidak terlalu tebal.

Setelah mengisi perut seadanya, kami pun langsung mobilisasi ke shelter terdekat. Hanya dengan berbekal info bahwa dengan bus TransJogja dan ongkos tiga ribu perak kami dapat sampai ke Prambanan, kami berjalan ke sana. Sesampainya di shelter tentu tak lupa kami memberanikan diri untuk bertanya, setelah memperhatikan ternyata ada banyak jurusan bus yang lewat shelter itu. Dipikir-pikir daripada tersasar lebih baik bertanya dengan memalukan.

Ternyata kita harus berganti bus sebanyak dua kali untuk sampai ke shelter Prambanan. Karena tidak hafal juga nomor jurusannya, kami memutuskan untuk tetap bertanya pada kondektur nanti di setiap pergantian bus. Karcis pun dibeli, lalu kami langsung memenuhi shelter dengan tubuh plus barang bawaan yang heboh, tak lupa pula galon dan gitar yang menyertai kami.

Dengan perjuangan lelah berdiri menunggu di shelter, duduk agak berdesak-desakkan di dalam bus, galon tetap setia bersama kami. Entah apa yang ada di benak penumpang lain, kami tampak tidak peduli, bahkan kami hanyut dalam kegembiraan senda gurau sepanjang perjalanan.

Betapa terkejutnya kami ketika melihat sebuah plang sewaktu tiba di kompleks Candi Prambanan. Plang itu menyatakan bahwa area Candi tutup pukul lima sore dan kami melirik pada arloji yang seolah mengejek dengan menunjukkan bahwa kala itu sudah jam setengah lima sore. Kami pun langsung berlarian menuju loket pembelian karcis. Dengan tergopoh-gopoh kami membayar tiket seharga Rp 22.000,- per orang. Tanpa membuang banyak waktu, namun tetap dengan kondisi tas masih bergelantungan di tubuh kami, begitu pula benda-benda lain memenuhi tangan-tangan kami.

Beruntung, di sana ada tempat penitipan barang. Yah, mungkin memang untuk meminimalkan dampak tangan-tangan jahil terhadap benda-benda di situs bersejarah itu. Alhasil, semua benda yang membebani, kecuali barang berharga dan kamera, kami titipkan pada ibu (yang baik) penjaga tempat penitipan barang itu.

Kami pun tidak mau menyia-nyiakan rupiah yang kami keluarkan untuk masuk kompleks candi ini. Kami segera berkeliling dengan kecepatan ekstra, mengambil gambar dengan kilat, namun sembari tetap menikmati dan mengagumi situs tersebut.

Waktu telah menunjukkan pukul lima, teringat akan segala barang yang dititipkan di tempat penitipan, khawatir ibu penjaga pulang setelah jam kerjanya habis, kami segera berjalan cepat menuju pintu keluar. Tapi tetap tak lupa mencari oleh-oleh dan berfoto ria. Dari kejauhan terlihat tempat penitipan barang sudah ditutup.

[bersambung]

Friday 30 September 2011

Es Krim dan Hujan [part one]

Tahun ini berbeda dari biasanya. Entah mengapa saya ingin memberi sedikit kejutan pada ibu saya di hari peringatan kelahirannya, 4 Februari. Padahal di keluarga kami tidak ada tradisi untuk memperingati hari kelahiran. Hanya kangen saja, karena sudah lama tidak berkumpul bersama, sebab saya selalu di asrama, sedangkan adik saya ikut bersama nenek, dan alhasil ibu saya sendiri saja di rumah.

Banyak ide yang terlintas di dalam benak saya,. Namun akhirnya terpilih satu ide, es krim. Ya, santapan ini jarang-jarang hadir di tengah-tengah kami, belum lagi beberapa kali rencana makan es krim itu gagal, mati lampu lah, habis lah. Jadi saya rasa ini adalah saat yang tepat untuk menikmati es krim (salah satu makanan favorit saya). Adik saya pun setuju.

Setelah saya berpikir lagi, tercetuslah keinginan untuk membelikan kado juga. Ya, menyenangkan hati orang tua boleh donk (teringat kado yang saya berikan padanya tahun lalu: kain kerudung dan bros,hehehe) meski memang cara yang ditempuh bisa berbagai macam. Saya pun memutuskan untuk membeli buku yang berkaitan dengan kerajinan tangan, lumayan untuk referensi barang produksi kelak. Yupz, inginnya sih beli yang impor (dari Jepang), tapi harganya itu lho... Tak cukup lah budgetnya. (so, maybe next time). Akhirnya saya cari buku dengan range harga yang terjangkau oleh kocek saya yang terbatas ini.

Tibalah pada sore empat Februari. Adik saya menjemput ke asrama.

Ternyata perjalanan kami tidak terlalu mulus. Dengan mengendarai motor, turunnya hujan kala itu benar-benar menjadikan perjalanan kami pulang ke rumah seperti perjuangan berat menuju tempat yang jauh. Selain membuat sekujur tubuh basah kuyup, hujan yang tercurah dengan deras itu pun seolah menghanyutkan keinginan untuk membeli es krim. Dingin-dingin begini makan es krim? Tapi, setelah tiba di depan sebuah mini market tidak jauh dari rumah, kami meyakinkan diri untuk tetap membeli es krim V*******a.

Setelah membeli es krim, kami langsung melanjutkan perjalanan. Mulanya kami berharap bisa memberikan surprise dengan mengendap-endap masuk rumah, tapi apa daya, baru saja tiba di depan gerbang, ibu saya sudah keluar rumah dan melihat kami. Gagal sudah.  

Tuesday 9 August 2011

[BEASISWA] Seleksi Beastudi Etos Bandung Gelombang 2

Assalamu’alaikum wr. wb.
 
Beastudi Etos kembali membuka pendaftaran seleksi bagi teman-teman yang sudah diterima di jurusan yang direkomendasikan di universitas wilayah Bandung (ITB dan UNPAD), dengan rincian kuota:
  1. Asrama di Bandung
    Dua ikhwan (ITB atau UNPAD Dipati Ukur)
    Dua akhwat (ITB atau UNPAD Dipati Ukur)
  2. Asrama di Jatinangor
    Dua akhwat Unpad Jatinagor (HANYA AKHWAT SAJA)
Berikut daftar jurusan yang direkomendasikan
  1. Institut Teknologi Bandung
    Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Fakultas Teknologi Industri, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Fakultas Sipil dan Lingkungan, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Sekolah Farmasi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati.
  2. Universitas Padjajaran
    Ilmu Hukum, Pendidikan Kedokteran, Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Pemerintahan, Ilmu Administrasi Niaga, Ilmu Administrasi Negara, Psikologi, Ilmu Komunikasi, Ekonomi dan Studi Pembangunan, Manajemen, Akuntansi, Sastra Inggris, Teknik dan Manajemen Industri Pertanian, Teknologi Industri Pangan.
Adapun fasilitas yang diberikan
  1. Uang saku Rp 450.000/bulan
  2. Akomodasi asrama selama tiga tahun
  3. Pembinaan empat domain (agama, sosial, pengembangan diri, dan akademik)
Berkas-berkas persyaratan
  1. Form biodata (bisa di download disini, untuk hal 4 bagian universitas isi jurusanyang telah ditempati )
  2. Fotokopi raport semester 1-5
  3. Surat keterangan tidak mampu
  4. Surat keterangan penghasilan orang tua
  5. Kartu keluarga
  6. KTP/Kartu Mahasiswa/kartu identitas lainnya
  7. Pas foto 4×6 sebanyak 2 lembar
  8. Foto rumah (semua ruangan)
  9. Tulisan tentang perjalanan kisah hidup
  10. Sertifikat prestasi (jika ada)
Timeline
  1. 6-20 Agustus, pengumpulan berkas persyaratan
  2. 21 Agustus, seleksi tulis dan wawancara
  3. 22 Agustus-6 September, homevisit
Batas akhir pengumpulan berkas 20 Agustus 2011 cap pos
Alamat kirim : Jalan Ciheulang 89 Kelurahan Sekeloa Kecamatan Coblong Kota Bandung 40134

Keterangan lebih lanjut hubungi CP
Gantina Rahmaputri (087821937797)
Angga Irawan (085759915752)
juga cek website etosbandung.wordpress.com secara berkala.

Terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr wb.

 sumber : http://etosbandung.wordpress.com/2011/08/06/seleksi-beastudi-etos-bandung-gelombang-2/

Sunday 24 July 2011

Apa Benar ini Mati Lampu?

Baterai laptop tinggal separuh. Koneksi internet pun didapat dari laptop sebelah. Malam ini, meski seharusnya saya tidak di sini lagi, tapi kenyataan berkata lain. Ya, saya sedang menginap di asrama yang notabene seharusnya sudah saya tinggalkan.

Malam ini, setelah melepas kepergian personil e-Band 2010 yang hendak menuju Jogja, saya memutuskan untuk ikut menginap di asrama, karena jaraknya lebih dekat dibanding harus pulang ke rumah. Tak disangka, entah mengapa, listrik di asrama mati. Kini saya hanya mengandalkan penerangan senter dari ponsel, dan batere laptop yang sudah hampir tersisa sepertiganya.

Mulanya saya memberanikan diri untuk mengecek ke luar, dan untuk menyalakan saklarnya. Namun sesampainya di ruang tengah, saya urungkan niat saya itu. Dalam pikiran saya tiba-tiba banyak hal yang berkecamuk. Melirik rumah sebelah dari kaca belakang. Lampunya tidak mati. Oh, tidak, artinya hanya tempat kami saja yang mati lampu. Mengingat hanya tertinggal saya seorang diri yang masih terjaga, saya benar-benar mengurungkan niat saya untuk mengecek kondisi di depan. Karena hal yang paling saya takutkan adalah bagaimana kalau memang ada yang sengaja mematikan saklar itu, lalu dia menunggu ada seseorang yang keluar untuk mengeceknya. Ah, tidak, lagi-lagi imajinasi saya mulai berlebihan. Namun karena sudah sempat terlintas pikiran seperti itu, maka saya putuskan untuk menulis saja di blog, dengan segenap energi yang tersisa. Semoga semua itu memang hanya imajinasi saya saja. Ya, saya akan cek kondisi sekringnya besok pagi saja.

Friday 1 July 2011

Ini Kosan Irfan?

Entah mengapa mengingatnya membuat saya merinding, takut akan sesuatu yang tidak baik dapat terjadi.

Hal ini terjadi kemarin, tepatnya tidak lama setelah adzan maghrib berkumandang. Saya baru saja selesai berwudhu dan berjalan ke ruang tengah untuk menunaikan shalat maghrib. Namun saya dikejutkan oleh siluet pemuda di pintu depan. Sontak saja saya memekik dan langsung berlari ke arah sudut mati pandangan pemuda itu. Tentu saja dengan kondisi lampu dalam menyala dan gorden yang tersingkap, pemuda itu dapat melihat jelas ke ruang tamu dan sebagian ruang tengah melalui pintu yang didominasi kaca itu. Sungguh mengagetkan.

"Tunggu sebentar," saya menjawab kedatangannya.

Memang saat itu beberapa orang dari asrama putra memang sedang beristirahat sejenak di tempat kami setelah kepulangan kami dari kegiatan bakti sosial hari itu. Tapi mereka semua sedang pergi ke masjid. Jadi, siapakah yang ada di balik pintu depan itu. Saya rasa (saat itu) saya tidak mengenalnya. Setelah cukup bersiap, saya beranjak menuju pintu depan dan membukanya. Oops, ternyata tidak terkunci. 

Benar saja, pemuda itu tidak saya kenali.

"Hendak mencari siapa ya?"

"Apa ini kosan irfan?" tanyanya

"Bukan."

Pemuda itu pun langsung melengos pergi. Saya pun langsung menutup pintu dan TIDAK LUPA menguncinya.

Setelah selesai shalat maghrib dan penghuni asrama putra kembali dari masjid, kami berbincang sejenak. Saya pun bercerita mengenai kejadian tadi.

Ternyata ada tanggapan mengejutkan yang diungkapkan oleh salah satu dari mereka.

Berikut penuturannya (tidak persis sama, namun secara substansi sejalan) :

Aku pernah diceritain ama seorang bapak-bapak. Ada kejadian seseorang datang dan mengaku sebagai teman dari salah satu pemilik kamar kosan (yang sedang tidak ada di tempat) lalu berkata pada orang yang tinggal di kamar lain di kosan itu kalau dia disuruh ama si pemilik kosan untuk mindahin isi kamarnya ke tempat lain. Si pemilik kamar lain (dengan polosnya) mempersilakan. Dan ternyata setelah si pemilik balik ke kosan, dia sangat terkejut bukan kepalang karena melihat kamarnya yang kosong melompong.

Ckckck.. Ada-ada saja cara maling beroperasi.

Saya pun teringat akan plang di depan yang bertuliskan huruf besar-besar "ASRAMA PUTRI BEASTUDI ETOS BANDUNG". Lha, kok masih tanya, apa ini kosan Irfan?

Wednesday 15 June 2011

Wahai Keberanian

Wahai keberanian,
Mengapa engkau pergi?
Setelah aku mulai akrab dengan rasa takut.
Apa kau tak senang aku berteman dengannya?
Katakanlah sejujurnya!
Jika memang begitu,
Sungguh aku lebih memilih bersahabat denganmu,
Wahai keberanian.
Aku berjanji,
Kan ku akhiri pertemananku dengan rasa takut.
Aku ingin kita kembali menjadi sahabat baik,
Wahai keberanian,
Bertemanlah lagi dengan ku.

Saya, Mr. Franco, dan Betrix

Hari ini belum genap seminggu betrix itu nongkrong di asrama. Ternyata tidak ada tempat yang terlindung dari hujan di luar. Alhasil sore ini adalah pertama kalinya dia 'mandi'. Tak apalah. Semoga kau tidak kedinginan di luar sana. Hehehe.

Betrix Sky-blue

Ohya, ada beberapa alasan mengapa betrix tipe sky-blue itu bisa nongkrong di situ. Pertama, ketetapan hati saya untuk tidak nge-kos setelah keluar asrama (alias di dug-dag dari rumah - pulang pergi, PP), jadi saya harus mencari alat transportasi yang bisa membuat saya lebih mobile. Kedua, rasa trauma saya untuk mengendarai motor sehingga saya harus mencari alternatif lain yang fleksibel namun saya sanggup menjalaninya. Ketiga, keterbatasan isi kocek. Semua itu menjadikan pilihan jatuh pada betrix tipe sky-blue yang notabene tidak benar-benar baru itu.

Pertama kali mencoba memang tetap saja ada rasa takut dan grogi. Belum lagi tidak terbiasa menangani benda berat seperti itu (lemah juga ya, padahal masih lebih ringan dari motor). Yang lebih berat adalah ketika harus mengeluarkan aki dari tempatnya untuk di-charge. Bagi saya, empat aki 12 Volt yang disusun seri itu bukan main beratnya. Meski penuh perjuangan, lama kelamaan jadi terbiasa juga.

Latihan pertama adalah menapaki sepanjang jalan Cisitu Baru. Meski digodain sama mamang bangunan yang lagi nge-rehab kosan tetangga. "Yang ngebut atuh, Neng." Biarlah, yang penting berani dulu mencoba. Latihan berikutnya jangkauan saya perluas jadi keluar dari Cisitu Baru, ke jalan Sangkuriang, lalu lewat Simpang Dago, terus balik lagi deh ke Cisitu Baru. Cukup menegangkan. Selain jalan menurun, dilanjut juga dengan jalan yang cukup ramai. Hari itu saya cukupkan dengan berputar dengan trek itu sebanyak dua kali. Itu saja sudah membuat jantung saya pun berolahraga. Dag dig dug.

Berikutnya jangkauan saya perjauh lagi hingga ke Masjid Salman. Wuaaah, ini lebih dag dig dug lagi. Tapi enak juga tuh perginya, karena tinggal diam saja sudah bisa jalan tuh betrix, wong jalannya menurun. Yang ada malah rem yang main terus-terusan, karena takut jika terlalu cepat. Hehehe.

Kesempatan selanjutnya, saya merencanakan untuk pergi ke Bank Syariah Mandiri, letaknya lebih jauh dari jembatan layang Pasopati, pokoknya ke arah jalan Merdeka. Namun sebelumnya, saya memutuskan untuk mampir dulu ke Salman. Ternyata justru saya menemui hal yang menarik dengan mampir di Salman. Saya berkenalan dengan Mr. Franco dari Argentina. Dia ada di Indonesia sejak 10 bulan yang lalu untuk belajar Bahasa Indonesia. Tidak heran jika dia dapat berbicara Bahasa Indonesia dengan lancar. Yah, meski saya seringkali kebingungan mencari kosakata baku dalam percakapan kami, sehingga tak jarang saya padukan dengan ekspresi gerak.

Mengapa saya bisa berkenalan dengan Mr. Franco? Semua itu karena si Betrix. Ya, dia tertarik ketika saya hendak memarkirkan si Betrix di Salman. Mr. Franco pun banyak bertanya hingga saya sendiri sempat melupakan tujuan utama saya ke Salman. Saya pun keasyikan berbincang dengannya. Mr. Franco orang yang menyenangkan. Dia sangat suka bersepeda. Dia mengaku tidak suka kalau harus naik angkot, sehingga lebih senang menggunakan sepeda. Mengapa? Saya pun menanyakan perihal itu padanya. "Kalau pakai angkot itu panas," tuturnya, "lama pula". "Belum lagi kalau ada asap rokok, saya tidak suka," akunya. Benar juga kata Mr. Franco, saya pun merasakan itu.

Perbincangan kami berada di seputar Betrix, bagaimana cara kerjanya, apa lebihnya. Saya sampaikan bahwa motornya digerakkan oleh aki. Tidak perlu BBM karena aki di-charge menggunakan listrik. Mr. Franco sangat tertarik dengan itu. Dia takjub karena belum melihat sepeda seperti ini di negaranya. Adapun sepeda bermesin, namun menggunakan BBM sehingga menimbulkan suara bising. Saya pemain baru di sini. Saya pun kelabakan ketika ditanya, bagaimana kalau pergi ke mall, apa parkir di tempat sepeda atau tempat motor? Mmmh, jujur saja, saya belum pernah memakainya sejauh itu, umurnya di tangan saya pun belum genap seminggu. Sempat bingung juga, karena ketika mau parkir di Salman pun diteriakin ama bapak pegawai karena tidak parkir di tempat motor (ya, karena penampilannya itu).

Mr. Franco bilang kalau September nanti ada temannya dari Argentina mau datang ke sini untuk kuliah di UPI, dan dia mau menyarankan kendaraan ini pada temannya itu. Wah, asyik juga tuh kalo bisa jadi terkenal juga di negara lain. Hehehe.

Sungguh, perbincangan kami sungguh mengasyikkan. Hal ini terbukti karena ternyata waktu untuk melakukan tujuan saya yang utama di sana lebih singkat dari perbincangan itu.

Ketika hendak keluar dari tempat parkir, saya lihat Mr. Franco pun hendak beranjak dengan sepedanya. Saya pun menyapanya dan menawarkan, apa mungkin dia ingin mencoba. "Tentu saja, terima kasih," jawabnya. Dia pun mencoba menaiki si Sky-blue. Setelah putaran pertama selesai, dia bertanya, "biasanya kamu simpan kaki dimana?" Tentu saja saya memakainya seperti orang pada umumnya menaiki motor Mio. Ternyata pada putaran pertama tadi, Mr. Franco menaruh kaki pada pedal untuk mengayuh. Dia pun meminta untuk mencoba sekali lagi dengan tidak menaruh kaki pada kayuhan. Lalu di putaran terakhir dia mencoba dengan hanya mengayuhnya saja. "Ternyata lebih berat dibanding sepeda saya itu ya," ujarnya. Hahaha, tentu saja, bentuk bodi-nya saja lebih gendut.

May I take a pic of you. Yes, of course.
Mr. Franco pun dengan senang hati bergaya.

Mr. Franco setelah mencoba betrix dua putaran

Monday 6 June 2011

My First Ascending

Panjat tebing, climbing, rappelling adalah cita-cita lama yang tak kunjung kesampaian, hingga kemarin. Ya, dalam acara penutupan kegiatan asrama semester genap ini akhirnya saya bisa mencicipi yang namanya ascending. Eits, ini bukan istilah dalam software komputer lho, tapi yang berkenaan dengan pencita alam. Ascending di sini identik dengan panjat tebing menggunakan tali dan alat bantu yang biasa disebut ascender.

Pertama kali mencoba ternyata sangat sulit. Tidak mudah untuk membuat posisi tubuh seimbang. Untuk mengangkat badan agar bisa naik saja, huft, berat sekali rasanya. Apalagi masih belum ngeh dengan tekniknya, padahal para pelatih sudah meneriaki berulang kali.
Ascending merupaka teknik memanjat tebing dengan meniti seutas tali yang sudah lebih dulu tertambat di atasnya. Jika dilakukan konvensional, ascending dapat dilakukan dengan bantuan simpul-simpul tali tambahan. Namun ada pula alat yang disebut ascender untuk membantu proses penitian tali.

Nah, yang kemarin saya coba itu ascending dengan bantuan alat. Ada dua ascender yang dipakai, yang dikendalikan oleh tangan kanan dipakai untuk menahan badan, sedangkan yang dikendalikan oleh tangan kiri dipakai untuk menahan pijakan kaki. Ascender ini tidak bisa tertarik ke bawah, terkecuali kuncinya dibuka. Alat ini pun tidak bisa didorong ke atas kalau sedang menanggung beban. Maka, untuk dapat naik, kita harus memberikan tumpuan secara bergantian pada ascender.

Jadi ketika kita berdiri pada pijakan yang terhubung pada ascender di tangan kiri, maka ascender di tangan kanan tidak akan menanggung beban sehingga bisa didorong ke atas. Setelah itu badan kita yang ditumpukan pada ascender di tangan kanan dan pijakan kaki dibuat rileks sehingga ascender di tangan kiri dapat didorong ke atas. Lalu berdiri lagi pada pijakan dan mendorong ascender pada tangan kanan, dan begitu seterusnya. 

Ya, kira-kira begitulah caranya. Terdengar sederhana namun ternyata membutuhkan tenaga ekstra, apalagi bagi perempuan seperti saya yang tidak rutin olahraga, fuh, hanya mampu sampai 1/4 tebing saja (tebingnya setinggi 33 meter). Itu pun rasanya capek banget. Mana untuk turun harus rappelling sendiri. Hiks, tangan ini sudah tidak kuat, tapi mau bagaimana lagi, kan masih banyak yang antri (maaf ya buat yang nunggu, sungguh itu sudah ekstra tenaga yang keluar). Pegel-pegel tangannya saja sampai sekarang masih terasa. Mau ngangkat tangan susah, mau jalan susah. Hahaha, repot bener. Tapi saya tetap berharap akan ada kesempatan berikutnya untuk menaklukkan tebing itu dan tebing-tebing lainnya. Aamiin...

Sunday 5 June 2011

[Lomba] TokyoTech Indonesian Commitment Award (TICA) 2011

Meneruskan informasi dari panitia TICA 2011...

Salam Sejahtera

Dengan semangat untuk mempromosikan peneliti dan hasil penelitian di Indonesia sekaligus menjembatani kerjasama riset Indonesia dengan Jepang, Persatuan Pelajar Indonesia di Tokyo Institute of Technology (PPI Tokodai) dengan bangga mempersembahkan TokyoTech Indonesian Commitment Award (TICA) 2011. TICA 2011 merupakan kompetisi laporan hasil penelitian antar mahasiswa S1 di Indonesia. Hasil riset - riset terbaik yang terpilih selain akan mendapat reward juga akan kami publikasikan di majalah Inovasi Online PPI Jepang serta akan kami  promosikan kepada para professor di Tokyo Institute of Technology

Untuk itu kami mengundang seluruh mahasiswa tahap sarjana Indonesia untuk berpartispasi dalam TICA 2011 dan memohon bantuan Bapak/Ibu untuk menyebarkan informasi mengenai TICA 2011 ini kepada semua pihak yang mungkin tertarik.  Informasi lebih lanjut mengenai TICA 2011 dapat dilihat di link berikut http://commitment. ppitokodai.org/ . 

Terima kasih atas perhatiannya dan kami tunggu partisipasi Anda.

Salam,
Panitia TICA 2011

sumber : milist HME ITB

Wednesday 1 June 2011

[Beasiswa] Students Exchange ke Daejon University, Korea

ASEAN Millennium Leaders College Student Exchange Program 2011

The ASEAN University Network (AUN) in collaboration with Daejeon University (DJU) and Ministry of Foreign Affairs and Trade, Korea are now ready to launch the ASEAN Millennium Leaders College Student Exchange Program between the Republic of Korea and ASEAN Nations 2011 Scholarship Information:

Full Scholarships covering tuition fee, room and board, roundtrip ticket, and living allowance, will be offered to 30 students from ASEAN Nations who interested to study in the fields of Social Science and ICT at Daejeon University for the year 2011-2012. The program is developed for international exchange students and classes will be taught in English.

Students will be given a chance to attend a 2-month internship programme at the leading organizations in Korea, namely United Nations-Asian and Pacific Training Centre for Information and Communication Technology for Development (UN APCICT), Korea Advanced Institute of Science and Technology (KIST), Korea-ASEAN Center, Korea Institute of Nuclear Safety (KINS), Korea Nuclear International Cooperation Foundation (KONICOF), Korea Atomic Energy Research Institute, etc.

Admission Requirement:
* Applicant must be a citizen of ASEAN nations and currently enrolled in College or University.
* Undergraduate students majoring in Information Technology (e.g. Computer Engineering, Computer Science, Electrical/Electrics Engineering, Communications Engineering or IT related major) or,
* Undergraduate students majoring in Social Science Studies (e.g. Economics, Business, Public Administration, Political Science, International Studies) and Korean Studies
* Applicant must has an excellent academic record (Should be in the top 10% of their classes)
* Applicant must have a good command of written and spoken English.
* Applicant must have a good medical record.

Timeline:
- Application Deadline: July 10, 2011
- Scholarship Announcement: July 30, 2011
- Arrival Date (Fall Semester): September 1, 2011
- Scholarship Period: September 2011 - June 2012

How to Apply:
* Interested students should contact their International Relations Office for the application package.
* Individual applications will not be accepted.
* Applicants must submit the completed package and required documents to the AUN Secretariat through the International Relations Office of their University.
* Students must send 1 copy of their complete applications to Daejeon University via mail.
* Check with your University’s International Relations Office for result of selection process.
* For more information and/or application form, please contact the AUN Secretariat at pornpen@aunsec.org

[Non-text portions of this message have been removed]

Monday 30 May 2011

Hasil TOENAS 2011

Untuk teman-teman yang mengikuti TOENAS (Try Out Etos Nasional) 2011, baik yang berada di Padang, Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Makasar, hasil dapat dilihat pada link berikut :
Meski terlalu lama teman-teman menunggu, semoga kesabaran dari penantian teman-teman dapat membuka jalan bagi kemudahan kalian untuk menghadapi ujian-ujian berikutnya. Amiin..

Thursday 19 May 2011

Makan Tekwan dengan Jalan yang Benar

Selasa kemarin, dengan modal nekat bolos responsi elda (padahal H -1 ujian) demi memenuhi kewajiban yang lain, saya pergi bersama kakak-kakak kelompok Bima untuk kunjungan ke rumah ade Radhwa di Giri Mekar, Ujung Berung. Saya tidak akan menceritakan bagaimana dan seperti apa perjalanan untuk bisa tiba di sana, karena yang ingin saya bahas di sini adalah salah satu makanan khas Palembang yang baru di lidah saya, tekwan namanya.

Ketika tiba di rumah ade Radhwa, kami langsung disuguhi nasi, sayur, pepes ayam, dan tekwan tentu saja. Bunda Radhwa bilang kalau itu tekwan asli bikinan orang Palembang, neneknya Radhwa. Wah, girang sekali hati ini, akhirnya bisa juga nih nyicipin makanan yang namanya tekwan, gratis pula. Hehehe. Dengan semangat empat lima (tapi ditambah sedikit malu-malu), saya langsung ambil piring, menyentong nasi ke dalamnya, menyendokkan tekwan di atasnya, lalu di tambah dengan sedikit sayur di sampingnya. Kakak-kakak yang lain pun mengikuti di belakang saya.
Setelah semua siap dengan piring/mangkoknya masing-masing, kami berkumpul lalu mulai makan. Bunda pun menanyakan soal rasa tekwan buatan nenek Radhwa itu. Mmmh, jujur saja, karena saya belum pernah makan, jadinya saya tidak bisa berkomentar banyak, yang ada hanyalah celetukan senang karena bisa makan tekwan. Namun diam-diam ada kakak yang bilang, "Wah, Bun, ini tekwannya enak banget," yang setelah diusut memang asli orang Sumatera, wajarlah ya bisa berkomentar, "tapi saya belum pernah makan tekwan pake nasi."

Hahahaha. Meledak lah tawa di antara kita sambil melihat piring masing-masing (bagi mereka yang bukan orang Sumatera itu). Malu juga, apalagi saya yang ngawalin. Yah, meski gak aneh sih kalo makan baso pake nasi (di rumah juga suka kayak gitu), tapi tetep aja malu. Akhirnya sebagai pembelaan diri (plus biar bisa makan tekwan lagi), saya bilang aja, "Ya, Bun, nanti saya tambah lagi aja tekwannya. Tapi tambah dengan jalan yang benar."

#sayang, saya lupa gak mengabadikan nasi tekwan itu..hehehe

Monday 16 May 2011

Ingin Rehat Sejenak

Ketika diri ini mengeluhkan betapa sempitnya waktu untuk rehat dan bersantai, sahabat dari kamar sebelah berceletuk,

"Berdiam diri pun seringkali melelahkan, bahkan dapat lebih melelahkan daripada melakukan aktivitas yang padat."

Ya, benar juga apa yang dikatakannya. Saya pun merasa demikian. Teringat Kamis kemarin, saya seharian di rumah saja karena memang kesehatan sedang tidak mendukung. Senang bisa terbebas dari segala padatnya aktivitas, namun rasanya tetap saja melelahkan. Padahal hanya melakukan aktivitas yang sama, bermalas-malasan beristirahat.

Hal yang perlu direnungi memang. Apa saya akan selalu mengeluhkan kegiatan yang padat dan menyita tenaga? Lalu memencak-mencak ingin ada waktu rehat dan santai. Rasanya tidak pantas. 

Saya masih egois. Lebih senang bersantai dari pada beraktivitas produktif.
Saya belum melakukan hal yang hebat. Jadi kenapa saya harus berhenti.
Saya belum menggunakan seluruh waktu saya untuk hal yang bermanfaat. Jadi kenapa harus minta istirahat.

Semoga saya sadar bahwa waktu yang tepat untuk rehat, ya di akherat.
Di sini, di dunia ini, adalah saatnya mengumpulkan bekal untuk istirahat kelak.

#curhat sebelum belajar elektronika daya,,hehehe,,

Saturday 14 May 2011

Lagi Lagi Lagi

Lagi,
ponsel itu berdering.
Lagi,
pertanda pesan masuk.
Lagi,
isinya tak jauh berbeda.
Lagi,
opsi balas dipilih.
Lagi,
"tidak tahu" diketikkan.
Lagi,
berita pesan terkirim.

Lain kali, jadilah si pengirim pertanyaan itu.
Agar tidak lagi, lagi, dan lagi.
Atau merasa beruntung menjadi pihak yang ditanya?
Seringkali tidak, jawabku.

Wednesday 11 May 2011

[Loker] IT Career Opportunity for Overseas Projects

Dear friends and colleagues,

Please kindly forward the information below to whom might needed

Thank you very much for your cooperation.
______________________________________________________

Imsearchlight Consultant is one of Professional Recruitment Consultant Company located in Jakarta – Indonesia, Invites those who enjoy challenge to strive for the best in their career development in Overseas IT projects & training.

Our client is a boutique specialist firm dedicated to creating world-class applications for the key mobile software platforms or like Mobile Application Development (MAD) itself a truly global business – they have their main offices in the Netherlands, Australia and New Zealand.

To support their operation in Indonesia, we are looking for young Professionals to fulfill the position as:


  1. iPhone/iPad Programmers (IMP)
  2. Mobile Application Programmers (MAP)

Requirements:

  • Preferably experienced with iPhone/iPad platform
  • Preferably experienced with one or more of key mobile soft platforms: iPhone, Android, Symbian, J2ME, Windows Mobile and RIM.
  • Preferably has two years experience in the related field, however fresh graduates are welcome to apply also.
  • Good programming experience in C/C++ and/ or Java, J2EE, Blackberry.
  • Passionate about mobile apps and gaming
  • Preferably experience with web development (HTML, Ruby, Jscript, Web server)
  • Self-motivated, hardworking, willing to learn, excellent team-player and be able to work under pressure with minimal supervision.
  • English proficiency is a must, both oral and written

We offer an attractive package and a competitive salary. Please send a comprehensive profile or Curriculum Vitae with the position’s code as subject (if you send it via email) or at the top left side of the envelope (if you send it via airmail). Explain why you are interested in the above position, what values, skills & competencies you bring for us including your contact telephone number, and recent photograph to:

The right candidates will be rewarded with attractive package, competitive salary and opportunities to grow. Please submit a resume with recent color photo, subject to position applied to below address:

All applications will be treated with Strict Confidential.
Please note only short listed candidates will be notified afterwards.

The closing date for the application is on Monday, Mei 31th 2011.

Tuesday 10 May 2011

Ketika dan Ketika

Ketika sibuk, mengeluh
Ketika luang, malah malas-malasan

Ketika sempit, mengumpat-umpat
Ketika lapang, malah tidak ingat syukur

Ketika sakit, menangis-nangis
Ketika sehat, malah berlaku maksiat

Ya, Allah, ampuni hamba...
Semoga semua itu berubah

Ketika sibuk, tetap bersemangat
Ketika luang, perbanyak ibadah

Ketika sempit, sabar
Ketika lapang, berlaku syukur

Ketika sakit, tawakal
Ketika sehat, beraktivitas produktif

Amiinn..

Monday 2 May 2011

Siapa yang Hebat?

Terenyuh ketika seorang sahabat berkata, "Saya tak habis pikir, bagaimana bisa kalian, kamu dan dia bisa sampai pada titik ini. Bisa kuliah dan bahkan melakukan hal ini dan itu mengingat kondisi kalian yang seperti itu. Saya merasa saya kurang menyukuri nikmat yang telah diberikan jika melihat kalian."

Sungguh, ingin rasanya saya mengatakan, pandangan itu berlebihan, mengingat masih lebih banyak kawan-kawan saya yang menempuh perjuangan yang lebih dahsyat. Mereka orang-orang yang lebih tangguh. Merekalah yang kisahnya sangat memukau jika dituliskan. Merekalah yang lebih pantas disebut HEBAT, bukan saya.

"Kalau ada orang yang bilang dirimu hebat, dia hanya belum melihat orang yang benar-benar hebat"

Thursday 14 April 2011

2011 Goi peace Foundation UNESCO International Essay Contest

Organized by The Goi Peace Foundation and UNESCO

Endorsed by the Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology of Japan, Japanese National Commission for UNESCO, Japan Broadcasting Corporation, Nikkei Inc., Tokyo Metropolitan Board of Education

As today’s young people are crucial for the shaping of our future, it is imperative that they are enabled to develop to their full potential. UNESCO’s objective is to help empower young people, reaching out to them, responding to their expectations and ideas, and fostering useful and long-lasting skills. This annual essay contest is organized in an effort to harness the energy,
imagination and initiative of the world’s youth in promoting a culture of peace and sustainable development. It also aims to inspire society to learn from the young minds and to think about how each of us can make a difference in the world.

THEME: “MY STORY OF INSPIRATION”
Many people experience inner change that motivates them to create a better world. Please share your story of inspiration that has affected your life and changed you to make a change in the world.

GUIDELINES:
1. Essays may be submitted by anyone up to 25 years old (as of June 30, 2011) in one of the following age categories:
a) Children (ages up to 14)
b) Youth (ages 15 – 25)

2. Essays must be 800 words or less in English, French, Spanish or German; or 1600 characters or less in Japanese, typed or printed.

3. Essays must have a cover page indicating:
(1) category (Children or Youth) (2) essay title (3) your name (4) address
(5) phone number (6) e-mail (7) nationality (8) age as of June 30, 2011
(9) gender (10) school name (if applicable) (11) word count.

Teachers and youth directors may submit a collection of essays from their class or group. Please enclose a list of participants’ names and the name and contact information of the submitting teacher or director.
***Entries missing any of the above information will not be considered.

4. Entries may be submitted by postal mail or online.
***IMPORTANT: To send your essay online, you must go to the online registration page at www.goipeace.or.jp and follow the required steps.

5. Essays must be original and unpublished.

6. Essays must be written by one person. Co-authored essays are not accepted.

7. Copyright of the essays entered will be assigned to the organizers.

DEADLINE: Entries must be received by June 30, 2011.

AWARD: The following awards will be given in the Children’s category and Youth
category respectively:

1st Prize: Certificate and prize of 100,000 Yen (approx. US$1,200) … 1 entrant
2nd Prize: Certificate and prize of 50,000 Yen (approx. US$600) … 2 entrants
3rd Prize: Certificate and gift … 5 entrants
Honorable Mention: Certificate and gift … 25 entrants

* 1st prize winners will be invited to the award ceremony in Tokyo, Japan scheduled for November 2011. (Travel expenses will be covered by the organizers.)

** All prize winners will be announced in November 2011 on the Goi Peace Foundation web site (www.goipeace. or.jp) and UNESCO web site (www.unesco. org/youth) .

PLEASE SEND YOUR ENTRIES TO: International Essay Contest c/o The Goi Peace Foundation
1-4-5 Hirakawacho, Chiyoda-ku, Tokyo 102-0093 Japan
OR Send online

Monday 11 April 2011

Pertolongan Allah itu Ada

Sungguh, pertolongan Allah itu nyata adanya.

Hari Minggu kemarin saya lalui dengan padat -seperti biasa- bahkan lebih luar biasa, karena ada rapat yang aslinya berlangsung hingga waktu Isya menjelang ternyata berlanjut hingga pukul sembilan malam (tambahan khusus bagi divisi yang saya tangani). Hari sudah cukup larut, saya pun berpamitan. Ketika ditanya bagaimana jalan saya pulang, saya baru teringat, kalau angkot Sadang Serang-Caringin yang seharusnya menjadi tumpuan saya pulang tidak beroperasi di atas jam sembilan malam. Saya pun melirik pada bawaan tambahan yang begitu banyak. Ada sekitar dua puluh berkas seleksi dan (mungkin) seratus poster ukuran A3 yang harus saya bawa. Beban di tas punggung saja sudah berat, mengingat ada laptop di dalamnya. Sebenarnya tidak terlalu masalah bagi saya untuk pulang dengan berjalan kaki, tapi dengan beban seperti ini, mungkin ceritanya akan lain lagi.

Namun apa boleh dikata, saya tetap harus pulang. Jadilah saya menelusuri Jalan Tubagus Ismail yang temaram itu seorang diri. Hingga separuh jalan sudah saya tempuh, tiba-tiba ada motor yang berhenti di samping saya.

"Kemana dit? Pulang? Hayu aku anter."

Mulanya saya menolak, tidak enak kan kalau malah merepotkan orang lain. Tapi dia tetap memaksa, mungkin karena melihat barang bawaan saya (tidak tega kali ya). Padahal saya tidak terlalu mengenalnya. Kami hanya pernah menjadi rekan di praktikum saat tingkat dua. Di situlah saya menyadari. Pertolongan Allah itu dapat datang dari mana saja, bahkan dari arah yang tidak disangka-sangka. Ketika letih menyapa, ternyata ada saja bantuan itu datang.

*Terima kasih untuk yang sudah memberikan tumpangan, maaf merepotkan.

Friday 8 April 2011

Delapan Kado Indah Tak Berbingkis

  1. Kehadiran
    Meskipun jarak nampaknya bukan lagi suatu penghalang, seringkali kita justru terlena oleh kemudahan berinteraksi di dunia maya sehingga melupakan hal yang lebih penting. Kehadiran kita bisa menjadi sangat berarti. Orang tua mungkin bisa sedikit melepas rindu dengan dikirimi pesan singkat atau ditelepon, tapi rasanya akan sungguh berbeda jika bisa benar-benar hadir di hadapan mereka.

  2. Mendengar
    Kebanyakan orang lebih senang bercerita dan didengar. Sehingga sedikit sekali orang yang mampu memberikan kado ini. Akanlah sangat menyenangkan bila keluh kesah dan cerita kita didengarkan. Oleh karena itu, dengan mendengarkan keluh kesah orang lain tentu dapat menyenangkan hatinya. Dengan posisi mendengarkan dengan penuh perhatian dan sedikit tanggapan (dapat berupa anggukan, senyuman, atau tatapan memahami) kita bisa memberikan efek yang lebih manis daripada sekedar mendengar.

  3. Diam
    Seperti halnya gambar, diam dapat menunjukkan berjuta arti. Lalu diam seperti apakah yang dapat dijadikan sebagai hadiah? Memberikan orang lain ruang yang lebih luas untuk bergerak dengan kita 'diam' juga dapat menjadi kado yang indah. Terlebih lagi jika dalam keseharian kita sering sekali mengomel, mengatur, dan mengeluh.

  4. Kebebasan
    Mencintai bukan berarti memberi kita hak penuh untuk mengatur kehidupan orang yang kita cintai. Orang tua saja tidak baik rasanya jika memaksakan kehendak pada anaknya. Sungguh, memberikan kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan di sini bukanlah berarti bebas bertindak semaunya. Memberi kebebasan berarti memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas apa yang ia putuskan dan lakukan.

  5. Keindahan
    Siapa yang tidak senang melihat keindahan. Oleh karena itu, tampillah indah di hadapan orang yang kita cintai, seperti di hadapan orang tua dan sahabat-sahabat kita. Selain penampilan, menciptakan suasana indah di lingkungan juga dapat menjadi hadiah yang manis. Misal merapikan kamar kos.

  6. Tanggapan Positif
    Tanpa sadar kita lebih sering mengeluarkan tanggapan negatif. Ada yang salah sedikit, dikometari. Ada yang bagus sedikit, dibilang pengen sombong. Padahal, jika kita berkaca pada diri kita sendiri pun belum tentu semuanya sudah baik. Jadi tidaklah pantas kita mengata-ngatai orang lain dengan pembicaraan yang tidak baik. Akanlah lebih menyenangkan jika kita bisa menyebarkan aura positif dengan memberikan tanggapan-tanggapan positif kepada orang lain. Selain dapat membuat orang lain jadi lebih bersemangat, aura positif ini juga bisa mempengaruhi kita sebagai pihak yang menyebarkan. Jadi, tidak ada ruginya memberikan tanggapan positif.

  7. Kesediaan Mengalah
    Setiap orang senang menjadi juara. Tapi sedikit dari mereka yang dapat berbesar hati menerima kekalahan. Untuk masalah yang sepele sekalipun, orang-orang dapat bertengkar hanya karena memperbutkan siapa yang berhak menang (misal menang dalam berpendapat). Tentu kesediaan mengalah dapat mencegah suasana pertengkaran menjadi panas. Yakinlah bahwa dengan kesediaan mengalah itu kita jadi dapat bersikap besar hati.

  8. Senyuman
    Percayalah, kekuatan senyum itu sangat luar biasa. Pernahkah Anda mendapati seseorang tersenyum pada Anda padahal Anda sama sekali tidak mengenalnya. Tentu secara refleks Anda akan membalas senyumnya (setidaknya itulah yang saya rasakan). Senyuman, terlebih jika diberikan dengan tulus, dapat menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana yang muram, bahkan menjadi obat penenang di kala resah.
Jadi, kado seperti apakah yang hendak Anda berikan pada orang-orang yang Anda kasihi?

Tuesday 5 April 2011

Ini Amanah, Bukan Sekedar Hadiah

Bermula dari sebuah obrolan ringan bersama sahabat seperjuangan. Kemudian berlanjut menjadi perbincangan serius yang mengarah pada pembentukan suatu ide. Ya. Ide yang cukup sederhana.

Kesempatan datang. Ide itu pun kami kemas dalam sebuah proposal bisnis untuk diajukan dalam sebuah kompetisi. Belum berhasil pada kesempatan pertama, kami pun mencoba di kesempatan kedua. Namun ternyata masih juga belum berhasil.

Hingga tiba suatu ketika, datanglah kesempatan yang ketiga. Meski datang di penghujung tenggat, tetap kami tanggapi juga. Dan justru disinilah ternyata kami bisa mulai melangkah untuk mewujudkan mimpi itu.

Kompetisi bussiness plan yang disponsori oleh Anderson Tanoto adalah kesempatan ketiga yang datang pada kami. Tak pernah terpikirkan kami akan bersaing dengan 36 proposal lain yang berasal dari 6 universitas di Indonesia. Dan sebagai hasilnya kami bisa lolos pada tahap 10 besar, 6 besar, hingga 3 besar dan mendapatkan bantuan modal sebesar Rp 15.000.000,-. Sungguh tidak disangka, karena pada mulanya kesempatan yang ketiga ini diikuti hanya dengan iseng-iseng saja.

Penyerahan hadiah dilakukan pada 5 April 2011, bertempat di kantor Tanoto Foundation, Jl. MH Thamrin, Jakarta. Meski disebut penyerahan hadiah, tidak serta merta kami dapat menggunakan hadiah tersebut dengan seenaknya. Ya. Karena hadiah di sini adalah berupa bantuan modal untuk menjalankan usaha. Ini amanah, bukan sekedar hadiah.


Sedangkan bagi saya pribadi, sangat besar harapan saya, bahwa usaha yang dijalankan ini dapat membawa kemaslahatan bagi banyak orang.

Ingin rasanya bercerita banyak di sini, tapi karena tugas, laporan, dan praktikum sudah menunggu, saya cukupkan saja dulu. Semoga di lain kesempatan akan lebih banyak hal yang dapat diungkapkan.

bagi yang ingin melihat perkembangan usaha kami, silakan kunjungi fanpage kami di kios RupaRupa

Monday 4 April 2011

Saklar Statis dan Dinamis

Dalam dunia elektronika sudah pasti dibutuhkan perangkat yang bernama saklar. Perangkat ini berfungsi untuk menghubungkan (kondisi on) atau memutuskan (kondisi off) komponen dalam suatu rangkaian (baik berupa sistem sederhana maupun kompleks).

Berdasarkan cara kerja komponennya, saklar dapat dibagi menjadi 2 tipe besar, yaitu :

Saklar Statis.
Saklar tipe ini tidak memiliki komponen yang bergerak secara mekanik.
Contoh : Thyristor, MOSFET, TRIAC


Gambar 1. Thyristor

Gambar 2. MOSFET

Gambar 3. TRIAC

Saklar Dinamis.
Saklar yang termasuk tipe ini memiliki komponen yang bergerak secara mekanik di dalamnya.
Contoh : Saklar lampu, circuit breaker

Gambar 4. Saklar lampu

Gambar 5. Circuit breaker 115 kV

Kata kunci : elektronika daya, saklar
Keywords : power electronics, switch

Saturday 26 March 2011

My First PINK ...

PINK adalah warna yang sering sekali diidentikan dengan kaum hawa. Mengapa begitu? Itu adalah pertanyaan yang selalu terlintas (bolak-balik) dalam pikiran saya. Kenapa harus pink? Kenapa gak hijau misalnya? Atau kuning? Atau oranye? Saya sendiri juga tidak tahu alasan kenapa pink menjadi warna yang dekat bagi para wanita. Tapi ada satu alasan yang jelas, yang saya ketahui sendiri, yaitu mengapa saya tidak menyukai warna pink.

Jika berkaca pada masa lalu, zaman ketika saya masih menggunakan seragam putih merah, alias waktu duduk di bangku sekolah dasar, warna pink adalah salah satu warna favorit saya. Apalagi kalau dipadukan dengan warna ungu, rasanya pas sekali. Alhasil, ibu saya selalu menyebut-nyebut pingu-pingu pada saya (singkatan dari pink dan ungu). Oleh karena itu, kalau teman-teman melihat benda kepunyaan saya berwarna pink, sudah dapat dipastikan bahwa usianya sudah lebih dari sembilan tahun.

Ketika saya beranjak ke bangku sekolah menengah pertama, rasa suka saya terhadap warna pink malah berubah menjadi benci (kalo boleh lebay sampai bilang benci). Alasannya cukup sederhana. Karena warna pink identik dengan perempuan. Ya. Menyadari hal tersebut, saya jadi tidak lagi suka dengan warna pink. Saya tidak suka dengan sesuatu yang girly (saat itu), yang selalu identik dengan warna pink. Karenanya semua hal yang bernuansa pink menjadi hal yang menjijikan di mata saya. Alhasil, warna pink sangat saya hindari. Hingga saat ini hal tersebut masih terus berlanjut.

Tapi, mengapa bisa ada foto ini bisa terpampang?? (sedikit narsis)

I am in pink dress

Ini adalah berkat desakan dan rayuan kawan-kawan seperjuangan yang hendak berfoto di studio. Mereka menentukan dresscode untuk para wanita adalah pink, dan para pria adalah biru. Karena saya hanyalah personel tambahan di sana, saya hanya ikut saja. Semula saya mengenakan kaos bermotif bunga-bunga berwarna kuning dan oranye. Sangat kontras dengan warna pink (tentu saja). Jadi sempat agak ragu juga untuk memenuhi ajakan teman-teman saya itu. Tapi akhirnya rayuan mereka mengalahkan keengganan saya untuk ikut. Sesampainya di studio foto, ternyata ada yang membawa "kostum" lebih. Akhirnya dengan rayuan yang lebih dahsyat jadilah saya seperti yang tampak pada foto di atas.

Semoga ini menjadi yang pertama dan yang terakhir.

Saya tidak mau lagi. Tolong jangan dipaksa.

Friday 11 March 2011

Siapakah Dia?

Sosoknya berlumuran cinta

Menetes ketika melangkah

Terhembus saat bernafas

Tersebar ketika berucap

Dan terpancar waktu bertindak

Siapakah dia?


Pribadi yang selalu dirindukan

Dipuja dan dijadikan idola

Tidak pernah congkak

Tidak juga berdusta

Siapakah dia?


Dialah rasul, kekasih Allah

Dialah Muhammad, rahmat seluruh alam


#Ini adalah puisi yang tidak sempat dibacakan, padahal sudah lolos kualifikasi dalam acara peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan oleh Etos Bandung feat. Asrama Salman ITB. Apa mau dikata, saat itu kondisi tubuh tidak bersahabat, dari pada kecewa dipendam dalam hati, saya publish saja di sini. Mengingat kata-kata yang saya pakai singkat, jadi kepikiran untuk dibuat lagu. Semoga ada inspirasi untuk nada pengiringnya. (atau ada yang bantu?)