Monday 11 October 2010

Kunci hilang? Harap Waspada!

~ Kehilangan kunci pintu depan bukanlah suatu hal yang mustahil. Namun, berbahayakah jika hal tersebut terjadi? ~

Pagi ini sebuah tragedi terjadi. Sekitar pukul 6.30 ada yang membuka kunci pintu depan dari arah luar. Spontan kawan saya yang sedang berada di lantai satu melontarkan pertanyaan, "Siapa?" Tapi tidak ada jawaban. Ketika kawan saya itu melihat ke arah luar lewat pantulan cermin di ruang tamu, begitu terperanjatnya dia karena yang dia lihat bukanlah salah satu penghuni dari rumah kami (toh, semua orang memang masih ada di rumah) tapi seorang pemuda tanggung yang hendak berusaha masuk ke dalam rumah kami. Dia pun langsung memasang kunci selot dari dalam guna mencegah pemuda itu masuk ke rumah kami karena di saat yang bersamaan sang pemuda itu berusaha masuk dengan membuka pintu depan itu. Kontan setelah sang pemuda sadar bahwa di dalam ada orang, dia langsung pergi dan kami yang berada di dalam hanya bisa mendengar suara mesin motor yang mengeleos pergi.

Deduksi awal kami tentu bermula dari beberapa kunci pintu depan yang hilang (karena memang digandakan sesuai dengan jumlah penghuninya). Kami hanya bisa membayangkan bahwa mungkin saja kunci tersebut terjatuh, dan ada yang memungut lalu mencoba-coba ke setiap pintu-pintu, apakah ada yang cocok dengan kunci itu, seperti kisah pangeran yang mencari Cinderella dengan mencocokkan sepatu kacanya.

Tentu hingga saat ini perasaan waswas pada diri kami belum jua hilang, karena peristiwa pagi ini bisa saja terulang kembali tanpa ada satu pun di antara kami yang menyadari. Kami hanya bisa berdoa semoga tidak ada hal yang tidak mengenakan terjadi pada rumah kami (beserta isinya) dan mengusahakan pengamanan yang lebih baik (mungkin dengan mengganti kunci).

Pelajaran untuk kita semua, jangan sampai kita lalai menjaga hal-hal yang penting, misal kunci pintu depan rumah kita.

Lokasi kejadian : Jl.Cisitu Baru, Dago, Bandung

Wednesday 6 October 2010

[Bukan Dunia Kamu]

Itu bukan duniamu
Kamu tak pantas berada disana
Karena mereka hanya menjebakmu
Dalam kebahagian yang semu

Ketika aku berusaha menarikmu
Hanya penat yang kudapat
Tak ada maju barang setapak
Dari tempatmu sekarang berpijak

Letih aku bersedih
Melihatmu kembali berjalan tertatih-tatih

Atau kamu hendak mencoba berjalan dengan kedua tanganmu?
Bukan lagi dengan kedua kakimu?

Itu sama saja menyalahi takdir
Tidak ada yang patut disesali

Aku hanya ingin kamu tegak berdiri
Dengan kakimu sendiri
Tidak terbawa arus pusaran
Tidak pula terhanyut ombak

Aku hanya ingin kita bersama lagi
Berpijak di dunia kita ini
Bersama menangis
Dan tertawa lagi

Ingatlah kamu tidak sendiri
Masih ada aku disini
Yang tidak akan lelah menanti
Hingga dirimu kembali

[Penantian]

Andai kau jauh dariku
Aku tetap diam menunggu
Andai kau ada di sampingku
Aku pura-pura tidak tahu
Dan tetap akan menunggu

Mungkin menanti membuat orang letih
Tapi ini yang membuatku tidak berpaling
Jadi jangan halangi diri ini untuk terus menanti

Walau lelah telah mencapai batas
Aku tidak akan menyerah
Akan terus kunanti
Dirimu di sini